Monday, July 25, 2011

Operasi keperawanan? Para wanita di Surabaya melakukannya?Untuk apa?


HAMPIR 5 persen wanita di Surabaya, Jawa Tmur yang mengalami masalah dengan organ kewanitaannya ternyata lebih memilih melakukan operasi keperawaan sebagai pemecahan masalah mereka.
Sebagian besar adalah wanita yang sudah berumah-tangga, dimana sensasi menjadi perawan diyakini mampu mengembalikan gairah hubungan intim mereka.
Namun menurut Ahli bedah plastik Prof Dr dr David Perdanakusuma SpBP(K), angka itu masih kecil dibandingkan di Jakarta dan negara maju lainnya. Faktor tabu dan malu untuk melakukan operasi keperawanan yang menjadi faktor utama, sehingga wanita di Surabaya masih enggan melakukannya.
Padahal secara medis menurut David, operasi keperawanan aman. Hasilnya cukup memuaskan, bahkan setelah operasi selaput dara, dokter kandungan tidak akan bisa membedakan itu telah dioperasi atau tidak.
“Proses operasinya pun cukup mudah, cukup dilakukan pembiusan lokal di area yang akan dioperasi. Setelah operasi pasien tak boleh dulu berhubungan intim selama 3 pekan. Tetapi kami hanya melayani mereka yang berusia 17 tahun keatas,” beber David, saat menjadi pembicara seminar Bedah Estetik Organ Intim Wanita di Miracle Asthetics Clinic dan Anti Aging Surabaya.
Tetapi dokter juga memiliki kode etik sebelum melakukan operasi keperawanan, dimana si pasien harus memiliki niatan yang baik. Dokter tidak akan melayani permintaan operasi jika itu dilakukan untuk kepentingan praktek prostitusi dan sejenisnya.
“Walaupun operasi keperawanan diperbolehkan dan prosedurnya mudah, tetapi kami akan menyeleksi ketat calon pasien kami. Jika itu digunakan untuk “berjualan” jangan harap akan kami layani,” tegasnya, Selasa(26/7).(nurqomar)




No comments:

Post a Comment