Monday, July 11, 2011

Anak Anggota TNI terkena peluru Nyasar di Tasikmalaya

TASIK – Hardiansyah (24), anak anggota Sub Denpom TNI Ciamis, Kopka Hasanudin  tertembak peluru yang dilepaskan anggota Polres Tasikmalya, Rabu (6/7) sekitar pukul 23.00.
Kepala Bagian Operasi Polres Tasikmalaya Kompol Samsa S SH mengatakan, Hardiansyah terluka karena peluru yang memantul (ricochet) saat mengamuk dengan membawa gergaji  di depan rumahnya, di Kampung Cilembu, Desa Cikunten, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. 
Kompol Samsa S SH mengatakan, pada Rabu (6/7) malam pihaknya mendapatkan laporan dari salah seorang warga tentang adanya seseorang yang ngamuk. Atas laporan tersebut anggotanya ditugaskan mendatangi lokasi. “Katanya kesurupan menurut keterangan ibunya,” ungkapnya kepada wartawan di kantornya kemarin.
Lanjut dia, kesurupan tersebut menurut keterangan orang tua korban, pernah dialami sebelumnya oleh Hardiansyah. Kemudian, kata dia, pada saat anggotanya tiba di lokasi kejadian, korban (Herdiansyah) sedang mengamuk dengan membanting-bantingkan gergaji yang dipegangnya di jalan depan halaman rumahnya. Pada saat kejadian tersebut, masyarakat yang berkumpul di sana ketakutan. Karena amukan korban tidak bisa dikendalikan. Kata Samsa, anggotanya langsung mengeluarkan tembakan peringatan pertama ke atas. Kemudian, kata dia, pada tembakan peringatan kedua, peluru ricochet (memantul) dan pantulan peluru berkaliber 7,62 mm tersebut menembus dada kiri korban bagian bawah ketek. “Tembakan itu (dari) peluru karet,” ungkapnya.
Kemudian, kata Samsa, setelah ada insiden peluru memantul tersebut korban langsung dilarikan ke RSUD Tasikmalaya. Setelah mendapatkan perawatan dari dokter, kata dia, luka korban tidak begitu menghawatirkan. Lukanya tidak menembus tulang jadi hanya nenembus dagingnya saja. 
Atas kejadian tersebut, polisi telah memberikan santunan kepada keluarga korban. Sementara anggota polisi yang ditugaskan mengamankan Hardiansyah saat mengamuk, dimintai keterangan mengenai insiden tersebut. “Anggota dimintai keterangan,” kata Samsa.
Lanjut dia, tindakan anggotanya sudah sesuai prosedur dengan melakukan tembakan peringatan yang diarahkan ke atas. Namun sayangnya, peluru karet dari tembakan peringatan itu memantul. Kemungkinan peluru tersebut terpantul dari tembok bangunan yang tinggi. “Kalau karet kena kenteng kena apa pasti mantul, pasti tembus,” ungkapnya.
Kata dia, senjata yang dipegang anggota saat itu dilengkapi dengan 3 peluru karet dan 6 peluru tajam. Jenis senjata yang digunakan saat itu adalah SS1 V5. 
Ali Suandi, penyidik Sub Denpom Tasikmalaya yang kemarin siang berada di lokasi kejadian mengatakan, Hardiansyah sebelumnya juga pernah mengamuk, seperti yang kerasukan. Namun dia, sangat menyayangkan dengan adanya insiden peluru memantul tersebut hingga melukai korban. 
Sementara itu, menurut Bowo, petugas radiologi RSUD Tasikmalaya mengatakan dari hasil rotgen ada dua  lubang di bagian punggung sebelah kiri dan bagian dada kiri di bawah ketiak. 
“Untuk lubang tersebut dalamnya berapa kami tidak mengetahuinya, karena lukanya sudah dikaput (jahit) dan juga meskipun ada lubang bekas tembus benda, di bagian belakang sampai depan akan tetapi untuk paru-paru dan organ dalamya baik, tidak terganggu,” ungkapnya.  
Bowo mengatakan, untuk benda yang menembus tersebut, tidak bisa memastikan benda yang menembus tubuh Hardiansyah adalah perluru. “Kami tidak mengetahuinya benda apa yang menembus tubuh tersebut. Intiya benda itu tidak bersarang di tubuh korban,” ungkapnya. (snd/yna)


No comments:

Post a Comment