Dua anak baru gede (ABG) yang masih berusia belasan tahun ini memainkan adegan layaknya suami-istri di kawasan hutan yang diperkirakan berada di wilayah Kecamatan Mijen. Belum diketahui jelas identitas keduanya, tapi kuat dugaan mereka berasal dari sekolah yang tak jauh dari lokasi tempat mesum. Video berdurasi sekitar 6,5 menit ini diunggah oleh seseorang dengan nama akun Madesubagus pada 21 Juli 2011 dengan format file 3gp.
Hingga kemarin, setidaknya sudah 6.244 orang telah mengakses dan menikmati video tersebut. Dilihat dari tayangannya, dua sejoli ini tidak sadar jika dicandid dari balik pohon menggunakan kamera yang diduga dari ponsel.Mereka bermesum ria dalam posisi tidur tanpa alas,sambil sang pria tetap mengenakan kaos warna hitam.
Dugaan pelajar SMP muncul karena keduanya memakai celana dan rok seragam warna biru tua layaknya seragam SMP. Adegan mesum berakhir ketika sang pengambil gambar, teridentifikasi bersuara pria, mendekat dan menginterogasi kedua pelaku.Dari pembicaraan yang terekam,si perempuan mengaku tinggal di Ngaliyan.
Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang Yanuar Muncar mendesak Dinas Pendidikan untuk segera melakukan penelusuran kebenaran dua pelaku mesum adalah pelajar Semarang. “Kalau mendengar logat pembicaraan yang ada di video mesum memang mirip gaya bahasa Semarangan.Dinas Pendidikan harusmemastikanitu. Untuk penyelidikan penyebaran videonya, bisa minta bantuan kepolisian,” kata Yanuar kemarin.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin mengaku belum tahu adanya video mesum tersebut.“Saya malah tahunya dari Anda (SINDO). Posisi saya masih di Magelang, ada rapat,”ujarnya di ujung telepon. Bunyamin berjanji akan melakukan penelusuran guna mengetahui asal-usul para pelaku mesum.
Dimintai tanggapannya,psikolog Universitas Diponegoro, Hastaning Sakti mengatakan,si pengunggah video adalah pihak yang paling bertanggung jawab.“Seharusnya ketika melihat, yang dilakukan mencegah, bukannya malah merekam, kemudian menginterogasi kedua pelaku itu,”katanya. Secara psikologis,ini adalah heroisme yang salah.Perekam video seakan-akan ingin tampil sebagai pahlawan,tapi yang dilakukannya keliru.
“Bisa jadi perekam video mengidap voyeurism,yakni rasa puas jika sudah mengintip sesuatu.Ada kebanggaan dan kesenangan, di balik itu, ya jelas tidak wajar. Kan si perekam juga menikmati adegan itu, apalagi durasinya lama, enam menit lebih, ”paparnya. (sumber: seputar-indonesia.com)
____________________
No comments:
Post a Comment