Sunday, October 9, 2011

Penyakit Difteri | Gejala dan Cara Pencegahan

Penyakit Difteri | Gejala dan Cara Pencegahan - Penyakit difteri saat ini sedang marak di Jawa Timur. Apa itu difteri, apa saja gejala dan bagaimana pencegahannya?

Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan. Lebih sering menyerang anak-anak. Penularan difteri biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung.

Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:
1. Infeksi Ringan.
bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.
2. Infeksi Sedang
bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.
3. Infeksi Berat
bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).

Cara Penularan Difteri
Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa ditularkan juga melalui makanan yang terkon taminasi.

Gejala Penderita Difteri
Difteri termasuk penyakit saluran pernafasan bagian atas. Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas, diantara nya:
1. Demam tinggi + 38 C
2. Nyeri telan
3. Pusing
4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran).
5. Bengkak pada leher.

Beberapa anak dapat mengalami sakit kepala, suara parau, nyeri menelan, dan nyeri otot. Gejala-gejala ini disebab kan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebab kan reaksi peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat mati. Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu membran atau lapisan yang dapat mengganggu masuknya udara pernapasan. Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya anak menja di sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.

Pertolongan Pertama Pada Difteri
1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.
2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil pemeriksaan positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.

Pencegahan Difteri
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
- Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
- Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi ini di berikan satu kali.
- Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
3. Jaga kebersihan diri.
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci tangan sebelum makan.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.

Pertolongan terhadap difteri yang menyerang keluarga / teman:
1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa) difteri.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh.
(sumber: lawangpost.com)


____________________

No comments:

Post a Comment