Monday, June 13, 2011

Profil Perwira Penjaga Blue Line


PUSPEN TNI (13/6),- Melaksanakan penugasan di daerah operasi merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi setiap prajurit TNI, terlebih penugasan yang dilaksanakan di luar negeri seperti halnya Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL di Lebanon. Kebanggaan seperti ini juga sangat dirasakan oleh seorang perwira pertama (pama) yang telah tergabung selama 6 bulan dalam satgas yang dikenal dengan sebutan Indonesia Battalion (INDOBATT) di kalangan kontingen negara lain di jajaran United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL). Dia adalah Lettu Marinir Mat Kolis yang berasal dari satuan Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir Jakarta. Pama yang menjabat sebagai Wadanki Charlie di satuan asalnya tersebut merupakan lulusan Kadet AAL 2006 peraih bintang emas Tri Sakti Wiratama berturut-turut sejak Kadet tingkat 1 hingga tingkat 3 selama pendidikannya di Bumi Moro Surabaya. Setelah menamatkan pendidikannya tiga tahun di AAL, dia melanjutkan pendidikan Perwira Siswa (Pasis) angkatan XIX selama 10 bulan dan menyandang predikat Pasis Lulusan AAL terbaik dengan meraih Bintang Adi Wiratama. Dari beberapa prestasi yang diraihnya selama pendidikan di AAL maka tidak salah pilih apabila Korps marinir memberikan kepercayaan kepada pria kelahiran Banyuwangi, 13 September 1985 ini untuk melaksanakan seleksi penugasan ke luar negeri hingga lolos seperti sekarang ini.

Putra ke-5 dari 6 bersaudara pasangan Murtaji dan Turmi (Alm) ini awalnya tergabung dalam satgas Force Protecting Company (FPC) XXIV-B di Naqoura. Setelah INDOBATT mendapatkan kepercayaan 3 wilayah baru dari UNIFIL (Qabrikha, Tullin dan As Suwanan) dan Satgas FPC di mana dia bertugas beralih menjadi Kompi Echo diapun berpindah ke UN POSN 7-1 untuk mengawal proses perdamaian di ketiga wilayah operasi baru tersebut. Baru 2 bulan menjabat Pasi CIMIC (Civilian Military Coordination) di Kompi Echo dia beralih tugas lagi menjadi Danton 2 Kompi Alfa yang berkedudukan di El Addaisse UN POSN 9-63. Peralihan tugasnya yang terakhir ini berawal dari pertimbangan Wadansatgas Letkol Mar Harnoko menyikapi kondisi kerawanan yang terjadi di sepanjang sensitive area Blue Line wilayah operasi Kompi Alfa. Pertimbangannya, karena lokasi Kompi Alfa yang berada di daerah yang rawan konflik dengan tingkat kerawanan serta operasional yang tinggi,maka perlu ditunjuk satu perwira khusus yang memiliki pengalaman dan ketenangan dalam bernegoisasi sebagai tindakan pencegahan terjadinya konflik di wilayah perbatasan Israel-Lebanon tersebut. 

Tempat penugasan barunya tersebut adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan Israel yang memiliki tingkat operasioanal tinggi dan rawan konflik. Wilayah yang setiap harinya dilewati patroli Tentara Israel/IDF (Israeli Defence Force) itu sering dikunjungi masyarakat sipil Lebanon terutama di sekitar Panorama Point yang ramai pada Hari Sabtu dan Minggu. Banyak kejadian yg terjadi terutama pada saat patroli IDF lewat, tidak sedikit dari para pengunjung/sipil yang melontarkan teriakan kearah patorli IDF yang melintas maupun mereka mengambil gambar/foto, bahkan terkadang ada diantara mereka yang melempari patroli tersebut dengan batu atau benda ringan yang bisa menimbulkan komplain dari pihak IDF. 

Kejadian menonjol yang menjadi perhatiaan UN baru-baru ini yaitu terjadinya insiden bentrokan kecil antara IDF dan Tentara Lebanon/LAF (Lebanon Armed Forces) 14 April 2011 hingga dari pihak IDF mengeluarkan beberapa kendaraan tempurnya berupa 4 kendaraan patroli Humvee, 2 kendaraan Suva, 1 Jeep patrol Rakoon dan 2 tank Merkava. Saat itu Lettu Mar Mat Kolis beserta 1 tim QRT (Quick Reaction Team) berusaha  menghalau Tank Merkava dari IDF yang sudah keluar dari pagar pembatas (Technical Fence) agar tidak terjadi baku tembak dengan pihak LAF yang juga siap dengan beberapa senjatanya. Penyebabnya sebenarnya sepele,hanya karena ada sekitar 15 masyarakat sipil Lebanon yang mencari tanaman herbal namun hampir mendekati pagar pembatas Blue Line, ketegangan sempat terjadi karena kedua belah pihak ngotot  dan tidak mau mundur, namun dengan negoisasi ketat yang dia lakukan dengan pihak LAF, akhirnya mereka mau menjauh sehingga Tank dari IDF perlahan juga mundur diikuti beberapa kendaraan tempur mereka yang sudah siap siaga dibelakang Technical Fence.

Selain berkonsentrasi didaerah Blue Line, dia juga ditugaskan dalam beberapa patroli operasional kompi, diantaranya CRLO (Counter Roket Launcer Operation), ADP (Area Deployment Patrol) dan Foot Patrol (patroli jalan kaki) bersama LAF di sekitar daerah Blue Line. Saking banyaknya insiden di daerah Blue Line dimana didalamnya dia terlibat sebagai negoisator agar tidak terjadi konflik bersenjata, sampai akhirnya Wadansatgas memberi nama julukan baru buat Perwira Marinir ini sebagai Matt Blue Line (Matt BL). Menanggapi julukan tersebut dia berkomentar menurutnya lucu , geli dan sekaligus bangga dengan julukan tersebut. Semoga julukan dan kepercayaan ini memacu semangat dan motivasi saya untuk lebih baik lagi dalam bertugas sebagai Perwira Penjaga Sensitive Area Blue Line, ungkapnya mengakhiri wawancaranya dengan Papen INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo.


http://www.tni.mil.id/

No comments:

Post a Comment