Surabaya - Mahasiswa ITS memanfaatkan teknologi GPS (Global Positioning System) untuk mengurangi tingkat kecelakaan kereta api (KA). Mereka memaksimalkan detail lintang, bujur dan ketinggian benda untuk melengkapi sistem informasi posisi kereta api.
Menurut mahasiswa Hendy dan Luqi, mahasiswa D3 Teknik Elektro PENS ITS, GPS telah dikenal sebagai pemberi informasi posisi suatu benda. Bahkan, alat canggih ini pun dilengkapi peta yang mempermudah pengemudi untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat yang dituju.
"Sistem ini memberikan informasi berupa nama stasiun/shelter yang sudah dilewati dan yang akan disinggahi oleh kereta api," kata Luqi Abidin di siaran persnya kepada detiksurabaya.com, Rabu (27/7/2011).
Di samping itu, lanjutnya, teknologi ini juga menginfokan estimasi waktu untuk sampai stasiun/shelter berikutnya. Informasi tersebut sangat membantu penumpang untuk mengetahui posisi kereta api bahkan penumpang yang baru naik kereta api.
Sistem informasi ini pun dilengkapi alarm pemberitahuan kepada masinis ketika KA akan melewati perlintasan. Dengan adanya alarm, masinis dapat lebih berhati-hati bila akan melewati perlintasan KA.
"Kalau masinisnya waspada, kemungkinan kecelakaan dapat semakin diminimalisasi. Apalagi, sekarang masih banyak perlintasan KA liar tanpa palang pintu," tutur Hendy Briantoro.
Tugas akhir mahasiswa ini telah bekerja sama dengan PT Kereta Api DAOP VIII. Sistem informasi KA bikinan Hendy dan Luqi telah diterapkan pada Kereta Api Komuter Surabaya–Sidoarjo.
Dalam sistem ini, terdapat tampilan peta perjalanan kereta api yang memanfaatkan Google Map. Pada peta terdapat tampilan dua KA. Dengan tampilan seperti ini, dapat diketahui posisi kedua kereta api. Hal ini supaya mengantisipasi adanya kecelakaan antar KA.
(nrm/fat)
Menurut mahasiswa Hendy dan Luqi, mahasiswa D3 Teknik Elektro PENS ITS, GPS telah dikenal sebagai pemberi informasi posisi suatu benda. Bahkan, alat canggih ini pun dilengkapi peta yang mempermudah pengemudi untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat yang dituju.
"Sistem ini memberikan informasi berupa nama stasiun/shelter yang sudah dilewati dan yang akan disinggahi oleh kereta api," kata Luqi Abidin di siaran persnya kepada detiksurabaya.com, Rabu (27/7/2011).
Di samping itu, lanjutnya, teknologi ini juga menginfokan estimasi waktu untuk sampai stasiun/shelter berikutnya. Informasi tersebut sangat membantu penumpang untuk mengetahui posisi kereta api bahkan penumpang yang baru naik kereta api.
Sistem informasi ini pun dilengkapi alarm pemberitahuan kepada masinis ketika KA akan melewati perlintasan. Dengan adanya alarm, masinis dapat lebih berhati-hati bila akan melewati perlintasan KA.
"Kalau masinisnya waspada, kemungkinan kecelakaan dapat semakin diminimalisasi. Apalagi, sekarang masih banyak perlintasan KA liar tanpa palang pintu," tutur Hendy Briantoro.
Tugas akhir mahasiswa ini telah bekerja sama dengan PT Kereta Api DAOP VIII. Sistem informasi KA bikinan Hendy dan Luqi telah diterapkan pada Kereta Api Komuter Surabaya–Sidoarjo.
Dalam sistem ini, terdapat tampilan peta perjalanan kereta api yang memanfaatkan Google Map. Pada peta terdapat tampilan dua KA. Dengan tampilan seperti ini, dapat diketahui posisi kedua kereta api. Hal ini supaya mengantisipasi adanya kecelakaan antar KA.
(nrm/fat)
No comments:
Post a Comment